PEMBAHASAN
2.1
Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropika merupakan tipe hutan yang selalu
basah atau lembab, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni
kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik.
2.2
Ciri Umum Hutan Hujan Tropis
Ciri-ciri umum hutan
hujan tropis dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Hutan hujan berada di
daerah tropis, terletak antara 10°LU dan
10°LS, terletak jauh dari pantai.
b. Hutan hujan memperoleh
curah hujan sebesar paling tidak 80 inci setiap tahunnya atau 2000-4000 mm/tahun.
c. Suhu
udara tinggi sepanjang tahun, rata-rata 25-290 C, rata-rata kelembaban udara 80%, dan berada di daerah
selalu basah.
d. Jenis tanah podsol, latosol, alvial, dan legosol.
e. Drainase baik.
f. Tegakan didominasi oleh pohon yang selalu hijau dan
kecepatan daur ulang unsur hara sangat tnggi.
g. Hutan hujan memiliki
kanopi, yaitu lapisan-lapisan cabang pohon beserta daunnya yang terbentuk oleh
rapatnya pohon-pohon hutan hujan.
h. Hutan hujan memiliki
tingkat keragaman biota yang tinggi (biodiversity). Hewan hutan tropis
termasuk amfibia, burung dan reptile lain, mamalia, serta artropoda, terdaptasi
terhadap lingkungan berlapis vertikal dan sering kali tersamarkan di
lingkungan.
i.
Spesies
di hutan hujan seringkali bekerja bersama (Campbell, 2011:347).
2.3 Perlapisan
Secara umum hutan tropika terdiri dari dua tingkat:
yaitu hutan yang tinggi di wilayah panas dan lembab yang tidak mempunyai musim
kering yang mencolok, dan hutan yang berkembang dalam iklim kering musiman. Hutan hujan tropika merupakan jenis nabatah yang paling
subur. Hujan jenis ini terdapat di wilayah baru tropika atau di dekat wilayah
tropika di bumi ini, yang menerima curah hujan berlimpah sekitar 2000-4000 mm
setahunnya. Suhunya tinggi (sekitar 25-26 0C) dan seragam, dengan
kelembaban rata-rata sekitar 80 persen. Salah satu corak yang menonjol adalah
sebagian besar tumbuhannya mengandung kayu, misalnya Rubiaceae. Corak lain ialah hutan hujan kaya akan berbagai spesies.
Kesenadaan hutan hujan itu pada beberapa tempat mungkin diselingi dengan
beberapa spesies yang berbentuk menyimpang. Di antaranya terdapat berbagai
palma dan spesies Dracaena serta Pandanus. Spesies Sequoia sempervirens dan pohon Eucalyptus
regnans dan pohon raksasa Agathis
australis.
1. Lapisan
paling atas (tingkat-A) terdiri dari pepohonan setinggi 30-45 m. pepohonan yang
muncul keluar ini mencuat tinggi di atas sudur hutan, bertajuk lebar, dan
umumnya tersebar sedemikian rupa sehingga tidak saling bersentuhan membentuk
lapisan yang bersinambung.
2. Lapisan
pepohonan kedua (tingkat-B) di bawah mencuat tadi, ada kalanya disebut juga
sebagai tingkat atas, tediri dari pepohonan yang tumbuh sampai ketinggian
sekitar 18-27 meter.
3. Lapisan
pepohonan ketiga (tingkat-C), yang juga dinamakan tingkat bawah, terdiri dari
pepohonan yang tumbuh sampai ketinggian sekitar 8-14 m.
4. Lapisan
belukar yang terdiri dari spesies dengan yang kebanyakan kurang dari 10 meter.
5. Lapis
terna yang terdiri drai tumbuhan yang lebih kecilyang merupakan kecambah
pepohonan yang lebih besar dari lapisan yang lebih atas, atau spesies terna. (J. Yanney Ewusie , 1990:254)
2.4
Tumbuhan
utama penyusun hutan hujan tropis
Tumbuhan utama penyusun hutan hujan
tropis dari tujuh
kelompok yaitu:
a.
Pohon-pohon Hutan
Hutan dataran rendah ini didominasi
oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering),
sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi
dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun.
Pohon-pohon ini merupakan komponen struktural utama, kadang-kadang untuk
mudahnya dinamakan atap atau tajuk (canopy).
Kanopi ini terdiri dari tiga
tingkatan. Tingkatan A merupakan tingkatan
tumbuhan yang menjulang tinggi, dengan ketinggian lebih dari 30 meter.
Pohon-pohonnya dicirikan dengan jarak antar pohon yang agak berjauhan dan
jarang merupakan suatu lapisan kanopi yang bersambung. Tingkatan B merupakan
tumbuhan dengan ketinggian antara 15-30 meter. Sedangkan tingkatan C merupakan
tumbuhan dengan ketinggian antara 5-15 meter. Tingkatan ini dicirikan dengan
bentuk pohon yang kecil dan langsing, serta memiliki tajuk yang sempit
meruncing.
Daun-daun pohon biasanya berukuran
sedang, memiliki luas antara 2.000-18.000 mm2. Daun-daun itu biasanya tunggal
dan kaku seperti belulang, berwarna hijau tua dengan permukaan yang mengkilap.
Jadi daun-daun itu tergolong dalam daun Laurus atau tipe sklerofil besar.
Kebanyakan daun-daun itu terbentang memanjang, bangun lanset sampai bangun
jorong, kadang-kadang dengan ujung memanjang seperti ekor yang disebut ujung
penetes.
b.
Terna
Terna adalah tumbuhan yang batangnya lunak
karena tidak membentuk kayu. Tumbuhan
semacam ini dapat merupakan tumbuhan semusim, tumbuhan dwimusim, ataupun tumbuhan tahunan. Yang dapat
disebut terna umumnya adalah semua tumbuhan berpembuluh (tracheophyta).
Biasanya sebutan ini hanya dikenakan bagi tumbuhan yang berukuran kecil (kurang
dari dua meter) dan tidak dikenakan pada tumbuhan non-kayu yang merambat
(digolongkan tumbuhan merambat). Terna
dapat membentuk lapisan tersendiri, yaitu lapisan semak-semak, terdiri dari
tumbuhan berkayu agak tinggi. Lapisan kedua yaitu semai-semai pohon yang dapat mencapai ketinggian 2 meter.
Lapisan semak-semak sering mencakup
beberapa terna besar seperti Scitamineae (pisang, jahe, dll.) yang tingginya
dapat melebihi 5 meter.
c.
Tumbuhan Pemanjat
Tumbuhan ini bergantung dan
menunjang pada tumbuhan utama dan memberikan hiasan utama pada hutan
hujan tropis. Tumbuhan pemanjat ini lebih dikenal dengan sebutan Liana.
Tumbuhan ini dapat tumbuh baik, besar dan banyak, sehingga mampu memberikan
salah satu sifat yang paling mengesankan dari hutan hujan tropis. Tumbuhan ini
dapat berbentuk tipis seperti kawat atau berbentuk besar sebesar paha orang
dewasa. Beberapa diantaranya dapat mencapai panjang sampai 200 meter. Pemanjat biasanya dengan bebas menggantung pada batang
pohon, dan dapat berubah menjadi pemanjat berkayu besar. Pemanjat berkayu besar yang paling umum adalah
Annonaceae. Palm yang menjadi pemanjat, rotan, adalah kelas penting lainnya
dari pemanjat berkayu besar yang merupakan corak hutan hujan.
d.
Epifita
Epifit adalah
semua tumbuh-tumbuhan yang menempel dan tumbuh di atas tanaman lain untuk
mendapatkan sinar matahari dan air. Akan tetapi epifit bukanlah parasit. Sebagian besar
tanaman ini (seperti lumut, ganggang, anggrek, dan paku-pakuan) tingkat
hidupnya rendah dan bahkan lebih senang hidup di atas tumbuh-tumbuhan lain
daripada tumbuh sendiri.
Tumbuhan ini tumbuh melekat pada
batang, cabang atau pada daun-daun pohon, semak, dan liana. Tumbuhan ini hidup
diakibatkan oleh kebutuhan akan cahaya matahari yang cukup tinggi. Epifita
memainkan peranan penting dalam ekosistem sebagai habitat bagi hewan. Epifit
pun memainkan peranan penting dan sangat menarik untuk menunjukkan adaptasi
struktural terhadap habitatnya. Jumlah jenisnya lebih beraneka ragam, biasanya melibatkan
kekayaan jenis-jenis tumbuhan spora, baik dari golongan yang rendah maupun
paku-pakuan dan tumbuhan berbunga termasuk diantaranya semak-semak.
Epifit hidup dengan mengumpulkan
pengganti tanah berupa sisa tumbuhan yang telah mati. Sisa-sisa tumbuhan yang
telah mati itu biasanya dikumpulkan oleh semut yang menghuni sistem perakaran
tumbuhan dan berfungsi sebagai pot bunga bagi epifit. Kebutuhan air bagi epfit
dikumpulkan dari udara hutan hujan tropis yang sangat lembab dengan sistem
perakaran berbentuk jaringanvelamen yang bersifat sepon. Epifit juga harus mampu menyimpan air yang telah
diperolehnya. Sebagai konsekuensinya, epifit sering bersifat xeromorfik atau memiliki tempat penyimpanan air yang
khusus atau jaringan-jaringan penyimpan air.
e.
Pencekik Pohon
Tumbuhan pencekik memulai
kehidupannya sebagai epifita, tetapi kemudian akar-
akarnya menancap ke tanah dan tidak menggantung lagi pada inangnya. Tumbuhan
ini sering membunuh pohon yang semula membantu menjadi inangnya. Tumbuhan
pencekik yang paling banyak dikenal dan melimpah jumlahnya, baik dari segi
jenis ataupun populasinya, adalah Fircus
sp. yang memainkan peranan penting baik dalam ekonomi maupun fisiognomi
hutan hujan tropis. Biji-biji dari tumbuhan pencekik ini berkecambah diantara dahan-dahan
pohon besar yang tinggi atau semak yang merupakan inangnya. Pada stadium ini
tumbuhan pencekik masih berupa epifit, namun akar-akarnya bercabang-cabang dan
menujam ke bawah melalui batang-batang inangnya hingga mencapai tanah. Kemudian
batang-batang pohon itu tertutup dan terjalin oleh akar-akar tumbuhan pencekik
dengan sangat kuat. Setelah beberapa waktu tertentu inang pohon pun akan mati
dan membusuk meninggalkan pencekiknya. Sementara itu tajuk tumbuhan pencekik
menjadi besar dan lebat.
Contoh pencekik adalah Schefflera,
Fagraea, Timonius, Spondias dan Wightia. Secara umum strangler dikatakan
sebagai tanaman hemi-epifit atau semi-epifit. Jenis tumbuh-tumbuhan ini hidup
dengan jalan mengandalkan tumbuhan lain untuk mencari makanannya.
f.
Saprofita
Tipe tumbuhan ini mendapatkan zat
haranya dari bahan organik yang telah mati bersama-sama dengan parasit-parasit.
Tumbuhan ini merupakan komponen heterotrof yang tidak berwarna hijau di hutan
hujan tropis. Jenis tumbuhan ini terdiri atas cendawan atau jamur (fungi), dan
bakteri. Tumbuhan ini dapat membantu terjadinya penguraian organik, terutama
yang hidup di dekat permukaan lantai hutan. Namun beberapa jenis anggrek
tertentu, suku Burmanniaceae dan Gentianaceae, jenis-jenis Triuridaceae dan
Balanophoraceae yang sedikit mengandung klorofil dapat hidup dengan cara
saprofit yang sama.
Tumbuhan ini banyak ditemukan pada
lantai hutan yang memiliki rontokan daun- daun yang cukup tebal dan terjadi
pembusukkan yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut dapat dijumpai pada
rongga-rongga atau sudut-sudut diantara akar-akar banir pohon-pohon.
g.
Parasit
Jenis tumbuhan ini biasanya
mengambil unsur hara dari pohon inangnya untuk kelangsungan
hidupnya. Tumbuhan ini hidupnya hanya untuk merugikan tumbuhan inangnya.
Tumbuhan ini dapat berupa cendawan dan bakteria yang digolongkan dalam 2
sinusia penting.
Pertama adalah parasit akar yang
tumbuh di atas tanah dan yang kedua adalah setengah parasit (hemiparasit) yang
tumbuh seperti epifita di atas pohon. Parasit akar
jumlahnya sangat sedikit dan tidak seberapa penting artinya. Hemiparasit yang bersifat seperti epifit jenisnya
sangat banyak sekali dan jumlahnyanya pun melimpah ruah serta banyak dijumpai
di seluruh hutan hujan tropis. Kebanyakan hemiparasit adalah dari suku benalu (Loranthaceae) (Hendrowanto, 2012).
2.5
Fungsi Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis
berfungsi bagi ekosistem global. Karena hutan hujan tropis dapat :
a.
Menyediakan rumah bagi
banyak tumbuhan dan hewan;
b.
Membantu menstabilkan
iklim dunia;
c.
Melindungi dari banjir,
kekeringan, dan erosi;
d.
Sumber dari obat-obatan
dan makanan;
e.
Menyokong kehidupan
manusia suku pedalaman; dan adalah tempat menarik untuk dikunjungi;
f.
Hutan hujan menyediakan
rumah bagi tumbuhan dan hewan liar.
g.
Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia
dengan cara menyerap
karbon dioksida dari atmosfer. Hutan hujan mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu (Anonim,2011).
karbon dioksida dari atmosfer. Hutan hujan mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu (Anonim,2011).
2. 6 Komponen Penyusun Hutan Hujan Selain Tumbuhan
1.
Hewan
Hutan hujan menyediakan makanan untuk
hewan, sehingga hutan hujan tropis dijadikan rumah bagi berbagai jenis hewan di
antarnya mamalia, reptile, burung, amphibi, serangga dan ikan yang hidup di
perairan hutan hujan tropis. Perairan hutan hujan
tropis termasuk sungai, anak sungai, danau, dan rawa-rawa adalah rumah bagi
mayoritas spesies ikan air tawar.
Kebanyakan dari hewan
yang ditemukan di hutan hujan adalah serangga. Karena pohon-pohon yang terdapat
di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering
tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini
adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti; gorilla, monyet,
simpanse, siamang, dan primata lainnya.
2. Manusia Hutan Hujan
- Hutan hujan tropis merupakan rumah bagi manusia pedalaman yang bergantung pada sekitar mereka untuk makanan, tempat berlindung, dan obat-obatan. Saat ini hanya sedikit manusia hutan yang hidup dengan cara tradisional; kebanyakan telah digantikan dengan para penetap dari luar atau telah dipaksa oleh pemerintah untuk menyerahkan gaya hidup mereka.
- Dari sisa-sisa manusia hutan yang ada, Amazon memiliki jumlah populasi yang terbesar, walau orang-orang tersebut juga telah dipengaruhi oleh dunia modern. Sementara mereka masih menggunakan hutan sebagai tempat untuk berburu dan mengumpulkan makanan, kebanyakan Ameridian, panggilan yang biasa ditujukan pada mereka, menanam hasil bumi (seperti pisang, manioc, dan beras), menggunakan barang-barang dari Barat (seperti panci, penggorengan, dan perkakas metal), dan melakukan kunjungan reguler ke kota-kota untuk membawa makanan dan barang ke pasar. Walau begitu, manusia-manusia hutan ini dapat mengajarkan banyak tentang hutan hujan pada kita. Pengetahuan mereka tentang tanaman-tanaman obat yang digunakan untuk merawat orang sakit tidak ada tandingannya dan mereka memiliki pemahaman yang luar biasa mengenai ekologi dari hutan hujan Amazon. Di Afrika terdapat penghuni hutan asli yang kadang dikenal dengan nama pygmies. Ukuran tertinggi dari orang-orang ini, juga dikenal sebagai Mbuti, jarang yang tingginya lebih dari 5 kaki. Ukuran mereka yang kecil membuat mereka dapat bergerak di dalam hutan dengan lebih efisien bila dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi. (Anonim, 2011).
2.7
Zona hutan hujan
tropis
a. Zona hutan hujan
bawah
Terletak pada daerah dengan ketinggian 0-1.000 m dpl.
terdapat pohon dari famili
Dipterocarpaceae,Lauraceae, dan Leguminosae .
Dipterocarpaceae,Lauraceae, dan Leguminosae .
b. Zona hutan hujan
tengah
Terletak pada
daerah dengan ketinggian 1.000-3.300 m dpl. didominasi famili
Magnoliaceae, dan sebagian Dipterocarpaceae .
Magnoliaceae, dan sebagian Dipterocarpaceae .
c. Zona hutan hujan
atas
Terletak pada
daerah dengan ketinggian 3.300-4.100 m dpl . didominasi oleh conifer dan genus Dacrydium, Libecedrus, Podocarpus, dan Eugenia . (Arwin Ahmad, 2014 .)
(Ditulis oleh: Anggita Eka Pratiwi (Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung)
(Ditulis oleh: Anggita Eka Pratiwi (Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung)
Comments :
0 comments to “Hutan Hujan Tropis dan Komponen-Komponen Penyusunnya”
Post a Comment